Kehebatan seorang pemimpin tidak hanya
dilihat dari prestasi dan seberapa hebat visi yang ingin diraihnya. Mengutip
Kompas.com, Selasa (11/2/2020), visi adalah deskripsi atau gambaran tentang
masa depan lebih baik yang dimiliki oleh setiap leader atau pemimpin untuk
kelompoknya. Lebih dari itu, menurut Motivator dan Leadership Trainer asal
Singapura James Gwee, seorang pemimpin yang baik dan hebat adalah pemimpin yang
mampu mengomunikasikan visinya agar setiap anggota kelompok bisa memiliki
gambaran sama akan visi yang ingin dicapai terebut. Pasalnya, untuk mewujudkan
visi miliknya, seorang pemimpin tidak bisa bekerja sendiri. Pemimpin
membutuhkan bantuan dan kolaborasi dari para anggota kelompoknya.
“Nah, karena itu pemimpin harus mengetahui
bagaimana cara berkomunikasi secara efektif dengan orang yang memiliki
karakteristik berbeda-beda agar pesannya tersampaikan,” ungkap James saat
mengisi acara Leadership Development batch IV, Djarum Beasiswa Plus, di Hotel
Harris Gubeng, Surabaya, Selasa (11/2/2020).
Ia melanjutkan, dengan karakteristik
dan kepribadian setiap orang yang berbeda, cara berkomunikasi dan memotivasinya
pun berbeda. Misalnya, kata James, ada orang yang termotivasi jika diberikan
tantangan. Ada pula yang termotivasi dan mau berkontribusi jika merasa apa yang
akan dilakukan itu menyenangkan. Maka dari itu, mengetahui bagaimana
karakteristik dan kepribadian setiap individu dalam kelompok merupakan tugas
penting yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin.
James kemudian menjelaskan 4 teori
kepribadian yang dicetuskan oleh psikolog Amerika Serikat William Moulton
Marston, melalui bukunya yang berjudul Emotions of Normal People tahun 1928.
Dalam buku itu, Marston mengelompokkan kepribadian manusia itu ke dalam 4
kelompok besar, yakni Dominance (D), Influence (I), Steadiness (S), dan
Compliance (C) atau disebut juga DISC.
Dominance Tipe pertama adalah Dominance
(D). Menurut James, ciri individu ini adalah tidak suka basa-basi dan cederung
berkata apa adanya. Mereka juga dapat mengambil keputusan dengan cepat. Namun,
tipe ini kurang teliti dan kurang bisa melihat hal-hal detail. Ciri lainnya,
tipe D menyukai tantangan, suka menang, dan suka menantang diri sendiri.
“Jadi, kalau ingin memotivasi orang
dengan tipe D, gunakanlah kata tantangan atau tantang mereka untuk melakukan
sesuatu,” ucap James. Hal yang harus diingat, saat berbicara dengan individu
tipe D semua hal harus dipaparkan dengan jelas. Target apa yang ingin dicapai,
jangka waktunya, hingga penghargaan apa yang akan didapatkan jika berhasil
menaklukkan tantangan tersebut.
Influence Tipe selanjutnya adalah
Influence (I) atau si pembangkit suasana. James mengatakan, tipe kepribadian
ini sangat optimis, antusias, senang berpartisipasi, dan memiliki kepribadian
yang ramah. “Mereka biasanya tidak betah duduk diam berlama-lama. Selalu punya
hal untuk dilakukan. Tipe ini pun punya kemampuan komunikasi yang baik,” terang
dia.
Kebalikan dari tipe D, tipe Influence
tidak bisa bicara dengan gamblang. Ketika harus menasihati orang lain, mereka
lebih suka mencairkan suasana terlebih dahulu baru kemudian masuk ke inti
pembicaraan. Saat bekerja sama dengan tipe I, ajak mereka untuk berpartisipasi,
ciptakan suasana diskusi yang menyenangkan, serta beri kesempatan untuk
bertanya. Namun demikian, karena pembawaannya yang santai, tipe I sulit untuk
mempertahankan fokus dalam jangka waktu lama. Mereka cenderung menunda
pekerjaan dan baru mengerjakannya tergesa-gesa menjelang akhir tenggat waktu
(deadline).
Steadiness Individu dengan tipe
Steadiness (S) merupakan orang-orang yang cinta damai dan ketenangan. Secara
alamiah, orang dengan tipe S suka bekerja sama dan menolong orang lain. “Ciri
tipe S adalah sangat berempati dengan orang lain. Selalu menempatkan dirinya di
posisi orang lain dan tidak bisa menolak. Mereka lebih suka bekerja di balik
layar,” papar pria berkaca mata itu. Selain itu, lanjut James, tipe S suka
untuk menyesuaikan diri dan berbaur dengan lingkungan sekitar. Ketika suasana
heboh dan ramai mereka juga bisa heboh. Pun ketika suasana lebih santai mereka
akan menyesuaikan. Karena menyukai kedamaian, tipe S cenderung menghindari
konflik. Jika ada dua pihak berseteru mereka akan berusaha untuk
mendamaikannya.
Compliance Terakhir adalah tipe
Compliance (C) atau orang-orang yang suka dengan ketertiban. Menurut James,
tipe C merupakan tipe yang sangat rapi, tertib, dan perfeksionis. Orang tipe C
selalu melakukan sesuatu sesuai dengan tahapannya, step by step. “Tipe C
memiliki kemampuan perencanaan yang sangat bagus karena ketelitian dan
perhatian mereka terhadap detail,” kata James. Namun demikian, karena teliti
dan merencanakan segala sesuatu dengan detil, tipe C biasanya lebih lambat
dalam mengambil keputusan. Hal ini karena mereka ingin memastikan semua
berjalan akurat dan sempurna. “Jadi, saat berkomunikasi atau bekerja sama
dengan individu tipe C, seorang pemimpin sebaiknya fokus pada fakta dan detail,
tidak banyak basa-basi, sabar, dan diplomatis,” papar James di hadapan 62 orang
penerima Djarum Beasiswa Plus angkatan 2019/2020.
Sebagai informasi, Djarum Beasiswa Plus
merupakan program beasiswa prestasi yang diselenggarakan oleh Djarum Foundation
sejak tahun 1984. Melalui program ini, mereka memberikan dana pendidikan selama
satu tahun kepada ratusan mahasiswa di seluruh Indonesia. Tak hanya biaya
pendidikan, para penerima beasiswa juga mendapatkan berbagai macam pelatihan
soft skill atau keterampilan lunak yang diselenggarakan dalam beberapa batch.
Pelatihan ini meliputi Character Building, Leadership Development, Community Empowerment,
Competition Challenge, International Exposure, serta Nation Building. Alhasil,
para generasi penerus bangsa tersebut dapat menjadi pemimpin masa depan yang
cakap serta mampu membawa orang-orang sekitarnya menuju masa depan yang lebih
baik.
(Sumber:
kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar