Menghadapi new normal dalam
dunia pendidikan, para pemangku kepentingan dari 21 kabupaten/kota mitra Tanoto
Foundation dan Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud menggelar
diskusi via Zoom. Sinergi pusat dan daerah dalam peningkatan kualitas
pendidikan dasar juga membagikan pengalaman praktik dari daerah dalam
penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Menurut Iwan Syahril,
Dirjen GTK Kemendikbud, pada new normal yang terpenting prioritasnya adalah
keamanan, kesehatan, dan keselamatan. "Kalau daerahnya aman, tapi sekolah
tidak aman, maka sekolah dilarang melaksanakan pembelajaran yang mengumpulkan
massa. Begitu juga kalau komunitas sekolah menyampaikan tidak aman, maka tidak
perlu dibuka," ujar Iwan Jangan hanya pindahkan tatap muka.
Ia melanjutkan, “menutup
sekolah bukan berarti pembelajaran tidak terjadi. Pilihannya bisa melaksanakan
belajar dari rumah, baik secara daring, luring, atau blended. Yang terpenting
orientasi pembelajarannya berdasar pada kebutuhan siswa."
"Yang juga penting, jangan sampai penggunaan teknologi dalam pembelajaran jarak jauh, hanya memindahkan tatap muka ceramah di kelas. Siswa harus difasilitasi untuk aktif belajar bukan berpusat pada guru" Kata Iwan. "Sekarang tidak ada tuntutan yang kuat siswa harus ikut ujian. Ini menjadi kesempatan bagi guru dan kepala sekolah untuk membuat inovasi-inovasi hal-hal yang relevan untuk kebutuhan belajar siswanya," ujarnya.
"Yang juga penting, jangan sampai penggunaan teknologi dalam pembelajaran jarak jauh, hanya memindahkan tatap muka ceramah di kelas. Siswa harus difasilitasi untuk aktif belajar bukan berpusat pada guru" Kata Iwan. "Sekarang tidak ada tuntutan yang kuat siswa harus ikut ujian. Ini menjadi kesempatan bagi guru dan kepala sekolah untuk membuat inovasi-inovasi hal-hal yang relevan untuk kebutuhan belajar siswanya," ujarnya.
Kemendikbud saat ini juga
tengah mengembangkan super aplikasi pendidikan yang dapat membantu siswa
belajar lebih baik. Aplikasi ini jauh lebih canggih dan semudah penggunaannya
seperti aplikasi gojek atau tokopedia. “Dengan adanya pandemi ini, kita ingin
mempercepat untuk mengakselerasi pemanfaatan aplikasi tersebut. Semoga bisa
lebih cepat dari yang direncanakan,” kata Iwan yang juga menyebut pentingnya
sinergi dalam menyebarkan praktik-praktik baik pendidikan.
Siswa suka belajar dari rumah
Menyiapkan new normal
pendidikan, M Ari Widowati memaparkan survei yang dilakukan Tanoto Foundation
kepada guru, kepala sekolah, orangtua, dan siswa dari 454 sekolah dan madrasah
mitra. Mendukung pelaksanaan pendidikan dalam era new normal, M Ari Widowati,
Direktur Program Pendidikan Dasar Tanoto Foundation, memaparkan hasil survei
atas 454 sekolah dan madrasah mitra dengan responden guru, kepala sekolah,
orangtua, dan siswa.
"Salah satu temuan
menarik adalah 48,3 persen siswa senang dengan belajar di rumah karena gurunya
membuat mereka belajar lebih menarik, bervariasi, dan bermakna," kata Ari.
"Praktik baik ini perlu disebarkan agar lebih banyak siswa yang belajar
dengan baik walaupun dirumah. Karena masih ada 46,8 persen lagi siswa yang
menyatakan belajar di rumah tidak menyenangkan, dengan alasan terbanyak adalah
terlalu banyak tugas dari guru," kata Ari.
Pada masa pandemi, Tanoto Foundation
tetap melatih dan mendampingi para guru, kepala sekolah, pengawas, dan dosen
LPTK dan menyesuaikan materinya dengan konteks pembelajaran berbasis teknologi,
daring dan luring. “Konsep pelatihan kami adalah pembelajaran dengan menerapkan
unsur MIKiR atau mengalami, interaksi, komunikasi, dan
refleksi, sehingga siswa bisa aktif dan mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi dalam pembelajaran jarak jauh,” jelas Ari.
Berbagi praktik baik pendidikan
Wakil Bupati Kendal, Masrur
Masykur menyebut kerja sama dengan Tanoto Foundation telah berdampak pada
peningkatan kualitas pembelajaran di daerahnya. Pada masa pandemi, kerja sama
ini dikembangkan dengan membuat inovasi layanan PJJ yang diberi nama
"Kendal Pintar Berbagi".
“Kami mengerahkan 129 guru penggerak untuk memastikan para guru di sekolah dapat memberikan layanan pembelajaran jarak jauh secara daring dan luring. Mereka mengembangkan lembar kerja yang bisa membuat siswa belajar aktif. Para siswa juga bisa mendapatkan pembelajaran daring melalui live streaming YouTube yang diselenggarakan rutin,” kata Masrur.
Hal serupa juga
dikembangkan Dinas Pendidikan Kutai Kartanegara. Mereka mengembangkan
pembelajaran jarak jauh dengan membuat fitur kelas online di dalam portal yang
diberi nama "Kukar Pintar dan Kukar Cerdas". “Para guru penggerak
difasilitasi mengembangkan beragam video dan praktik baik pembelajaran MIKiR
untuk menjadi contoh dan diterapkan para guru lainnya,” kata Emy Rosana dari
Dinas Pendidikan Kukar.
(Sumber:
kompas.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar